Umar dan Perempuan
ini mengingatkan kita akan kejadian yang pernah menimpa Umar bin
Khathab, kholifah ke dua setelah Abubakar Shidiq. Umar mendengar seorang
perempuan tua sedang memaki-maki. “Celakalah Umar Celakalah Umar”
demikian katanya. karena ingin tahu, Umar lalu mendekati perempuan tua
itu dan berkata, “Mengapa engkau berkata demikian”
Wanita itu berkata, “ya, Umar telah
bertindak zalim karena tidak pernah memperhatikan rakyat tua seperti
saya ini. Celakalah Umar.
Apa yang terjadi dengan umar? ia kembali dan kembali cepat ke
rumahnya lalu membawa satu karung makanan yang ia bawa sendiri untuk
diberikan kepada perempuan tua itu. seorang prajurit yang melihat umar
membawa makanan itu lalu berkata ” wahai kholifah, biarlah saya yang
membawanya
Umar menjawab.” Bagaimana mungkin aku akan tenang selama perempuan
tua itu selalu berada dalam keadaan lapar? Celakalah Umar jika ia tidak
mau membawa makanan ini kepada perempuan itu.
Sesampainya di tempat kediaman perempuan itu, umar lalu memberikan
makanan kepada perempuan tua itu dan berkata. “Ini makanan yang telah
diberikan umar. maukah engkau memaafkan Umar. wahai perempuan tua?
Dengan heran, perempuan tua itu bertanya “siapakah anda”.
Seorang prjurit yang berada di dekatnya menjawab” Dialah Amirul Muminin, Umar Bin Khatab”
Jika hal seperti ini dapat dilakukan oleh pejabat pemerintah, maka
mungkin hati mereka akan terketuk dan menjadi insaf, bahwa keberadaan
mereka adalah untuk kepentingan rakyat, mengurusi dan membantu mereka.