Kenali dan Cegah Pengapuran Sendi

Osteoarthritis merupakan salah satu jenis radang sendi yang disebabkan oleh penghancuran dan kehilangan tulang rawan di persendian. Tulang rawan ini berfungsi sebagai bantalan sendi yang menjaga agar dua tulang yang bertemu di persendian tidak saling bergesekan. Yang biasa terserang osteoarthritis adalah sendi yang digunakan untuk penopang tubuh, seperti panggul, tulang belakang, dan lutut. Selain itu sendi tangan dan kaki juga bisa terkena.



Tua Muda Bisa Terkena

Kebanyakan osteoarthritis tidak diketahui penyebabnya, namun ada juga yang muncul karena adanya trauma pada persendian yang mengakibatkan kerusakan pada tulang rawan. Yang jelas, kejadian osteoarthritis semakin sering ditemukan seiring dengan pertambahan usia, walau tidak tertutup kemungkinan bisa terjadi pada kaum muda. Sebelum usia 45 tahun, osteoarthritis lebih banyak menyerang pria. Di atas usia 55 tahun penyakit ini lebih banyak menyerang kaum hawa. WHO mencatat bahwa sekitar 40 persen penduduk dunia lansia akan menderita osteoarthritis lutut, dan 80 persen di antaranya akan mengalami keterbatasan gerak sendi.



Sebetulnya tulang rawan secara alami mengalami regenerasi. Sel-sel yang rusak segera diganti dengan sel-sel baru yang sehat. Namun bila kerusakannya lebih banyak atau lebih cepat terjadi dibanding kemampuannya memperbaiki diri, maka akan terjadi penipisan tulang rawan. Wilayah sendi akan kehilangan pelumas, akibatnya dua tulang yang “bertemu” dipersendian akan bersentuhan atau bergesekan. Pergesekan ini menimbulkan rasa nyeri pada persendian. Tidak berhenti sampai di situ, kerusakan tulang rawan ini turut mengubah sendi dan tulang. Pada permukaan sendi yang sudah aus (tulang rawan sudah menipis) terjadi pengapuran atau tumbuh tulang baru. Sesungguhnya pengapuran ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjadikan sendi agar stabil kembali, namun hal ini justru membuat sendi menjadi kaku. Perubahan bentuk tulang ini dapat bersifat permanen, misal kaki jadi bengkok ke depan atau ke belakang, tetapi kelainan ini baru akan kelihatan setelah 10 tahun kemudian. Inilah yang perlu diwaspadai



Gejala-gejala

Gejala osteoarthritis bervariasi antara pasien yang satu dengan pasien lain. Beberapa pasien mengalami pembatasan aktivitas akibat gejala yang dideritanya. Ada pasien yang mengalami sedikit gejala walaupun pada foto rontgen sudah terlihat kelainan. Gejala yang dirasa bisa pula hilang timbul, sehingga sering ditemukan penderita osteoarthritis kembali mengalami nyeri setelah sebelumnya bebas nyeri selama beberapa tahun.



Berikut ini gejala-gejala osteoarthritis: 
Persendian terasa kaku dan nyeri ketika digerakkan. Mulanya nyeri hanya terjadi pagi hari, tetapi bila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu, terutama pada waktu menopang berat badan, namun bisa membaik bila diistirahatkan. Pada beberapa penderita, nyeri sendi dapat timbul setelah istirahat lama, seperti duduk lama di kursi atau di jok mobil dalam perjalanan jauh, setelah bangun tidur di pagi hari.
  1. Terdapat pembengkakan atau peradangan pada persendian, di mana persendian yang sakit terlihat kemerah-merahan. 
  2. Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian.
  3. Kesulitan menggunakan persendian.
  4. Bunyi pada setiap persendian. Gejala ini tidak menimbulkan rasa nyeri, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian (umumnya lutut). 
  5. Perubahan bentuk tulang. Ini akibat jaringan tulang rawan yang semakin rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang, menimbulkan rasa sakit yang amat sangat.

 Faktor Risiko

Siapa saja yang bisa terkena osteoarthritis? Faktor risiko ada pada orang-orang yang memiliki kriteria berikut: 
  • Usia di atas 50 tahun. 
  • Wanita 
  • Kegemukan.
  • Pernah mengalami immobilisasi atau tirah baring, yaitu suatu keadaan tubuh tidak dapat bergerak secara aktif karena ada kondisi yang mempengaruhi pergerakan tubuh. 
  • Pernah mengalami trauma atau radang di persendian sebelumnya. 
  • Adanya stres pada sendi yang berkepanjangan, misalnya pada olahragawan.
  • Adanya kristal pada cairan sendi atau tulang.
  • Densitas (kepadatan) tulang yang tinggi. 
  • Mengalami neurophaty perifer, yaitu penyakit pada saraf perifer  (semua saraf selain yang ada di otak dan urat saraf tulang belakang 
  • Faktor lain: ras, keturunan dan mengalami gangguan metabolic

Pengobatan

Pengobatan osteoarthritis dilakukan sesuai dengan kondisi penderitanya. Berikut tahapan yang umumnya dilakukan oleh medis: 
  1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya. 
  2. Memberikan obat antinyeri. 
  3. Memberikan exercise untuk menghilangkan kekakuan dan lingkup sendi lebih luas. 
  4. Memberikan suplemen sendi, yaitu Glucosamin dan Chondroitin, masing-masing memiliki fungsi yaitu: Chondroitin sulfat berguna untuk merangang pertumbuhan tulang rawan dan menghambat perusakan tulang rawan. Glucosamin bekerja dengan 
  5. merangsang pembentukan tulang rawan, serta menghambat perusakan tulang rawan. 
  6. Memberikan injeksi hyaluronic acid. 
  7. Melakukan artroskopi debridement, suatu prosedur tindakan untuk diagnosis dan terapi pada kelainan sendi dengan menggunakan kamera. Dengan alat ini dokter melakukan pembersihan dan pencucian sendi, selain itu dokter dapat melihat kelainan pada sendi yang lain dan langsung dapat memeperbaikinya. 
  8. Melakukan penggantian sendi. Prosedur ini dilakukan pada kasus stadium lanjut (3dan 4). Setelah operasi pasien dapat berjalan kembali dengan tanpa rasa nyeri

Pencegahan

Bagaimanapun, mencegah lebih baik dari mengobati. Inilah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah osteoarthritis:
  1. Menjaga berat badan. 
  2. Memilih jenis olah raga yang tidak banyak menggunakan persendian. 
  3. Melakukan aktifitas olah raga sesuai kebutuhan. 
  4. Menghindari perlukaan pada persendian. 
  5. Minum suplemen sendi. 
  6. Mengonsumsi makanan sehat. 
  7. Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman. 
  8. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik. 
  9. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan. 
  10. Jika ada deformitas (perubahan bentuk) pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. Hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang.

diolah dari berbagai sumber