Tidak semua
orang siap ditanya seperti ini. Karena memang mereka tidak memiliki impian,
atau mungkin lebih tepat dikatakan tidak berani memiliki impian. Mengapa demikian?
Alasannya sangat
sederhana, orang tidak berani memiliki impian lantaran takut tidak bisa
meraihnya. Takut gagal, takut kecewa, takut menjalani proses yang tidak menyenangkan
dalam Mewujudkan impianitu. Padahal kegagalan adalah bagian penting dari sebuah
kesuksesan.
Impian,
kesuksesan, dan kegagalan merupakan sebuah paket yang saling melengkapi satu samalain.
Kisah hidup Thomas Alva Edison memberi kita pemahaman tentang hal ini. Thomas
dikenal sebagai penemu paling besar dari Amerika. Sepanjang hidupnya dia telah menghasilkan lebih dari 1.300 penemuan dan memegang
1.093 paten atas namanya. Salah satu yang tersohor dan manfaatnya amat sangat
berguna bagi umat manusia adalah bola lampu. Asal tahu saja, baterai alkaline yang
membantu memudahkan aktivitas Anda juga merupakan penemuan Thomas Alva Edison
Thomas menghabiskan
masa kecilnya di Port Huron, Michigan, America Serikat. Ketika masih sekolah,
dia terkenal sebagai anak yang lamban sehingga kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah.
Thomas dicap sebagai anak idiot. Ini terjadi karena Thomas mengalami gangguan pendengaran yang membuatnya
tidak bisa mendengar dengan baik pelajaran yang disampaikan gurunya. Hanya bertahan
tiga bulan, Thomas akhirnya dikeluarkan dari sekolah.Ibundanya, Nancy
Elliot Edison, yang berprofesi sebagai guru akhirnya memutuskan berhenti bekerja
dan membuka sekolah pribadi untuk anaknya dirumah. Nancy mengajar dan mendidik Thomas dengan mengacu
pada bakat dan keingintahuan Thomas. Dia memberi kebebasan bagi Thomas untuk membaca
buku-buku Dan melakukan percobaan yang diminatinya. Alhasil, meski baru Berusia
belasan tahun Thomas sudah memiliki laboratorium kimia kecil di rumahnya.
Thomas adalah
tipe orang yang tidak mudah menyerah. Ketika melakukan percobaan untuk menemukan
lampu pijar, dia mendapatkan banyak kendala. Namun hal itu tidak membuatnya berhenti. Thomas
menyadari cahaya yang dikeluarkan lampu pijar itu sangat penting bagi kehidupan
manusia. Menghadirkan lampu pijar ini menjadi impian besar dalam hidupnya.
Untuk itu Thomas rela mencurahkan tenaga, pikiran, dan uang yang tidak sedikit.
Konon Thomas menghabiskan uang sebanyak 40.000 dolar Amerika dalam waktu 2 tahun
dan menggunakan 6.000 bahan untuk diuji coba.
Thomas menggabungkan ribuan teori, kemudian meringkasnya menjadi 2 teori besar.
Thomas berhasil
menemukan lampu pijar listrik pada tanggal 21 Oktober 1879 dalam usia 32 tahun.
Lampu pijar pertama ini mampu menyala selama 40 jam. Tiga tahun kemudian Thomas memasang
lampu-lampu pijar listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh1km dikota New
York. Kini, seluruh wilayah yang berjarak jutaan kilometer dari daerah asalT
homas turut menikmati hasil penemuan ini.
Yang menarik adalah
pandangan orang terhadap proses yang dilalui Thomas, bahwa dia menghadapi 9.998
kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil menemukan lampu pijar listrik pada percobaan
yang ke 9.999 kali. Ya, orang lain menyebutnya sebagai kegagalan, namun bagi Thomas
itu adalah proses yang memiliki makna sama penting dengan keberhasilan yang dicapainya.
Beberapa waktu setelah penemuan lampu pijar ini “menggegerkan” dunia, seorang
bertanya pada Thomas apakah dia tidak bosan dengan Kegagalan yang dihadapinya. Thomas
menjawab,“Dengan kegagalan tersebut, saya malah bisa mengetahui ribuan cara agar
lampu tidak menyala.” Thomas juga mengatakan, “Saya tidak patah semangat karena
setiap usaha yang salah adalah Sebuah langkah maju.” Secara tidak langsung apa yang dilakukan Dan diucapkan Thomas Alva Edison telah mengajarkan pada kita
agar tidak perlu takut menghadapi kegagalan.
Bermimpilah yang
besar, seperti mimpi-mimpi yang dimiliki Thomas Alva Edison. Jangan batasi
imajinasi masa depan Anda. Impian itu tak ubahnya “roh” kehidupan. Karena
impian akan membuat orang terus bersemangat dan mempunyai harapan dalam Menjalani
kehidupan. Orang yang tidak punya impian sama dengan Hidup tanpa harapan. Hidup
tanpa harapan sama dengan mati sebelum ajal menjelang.
Bermimpilah setinggi mungkin
untuk masa depan keluarga Anda. Kejar dan wujudkan impian tersebut dengan kerja
keras demi untuk orang-orang yang Anda cintai. Yakinkan diri, semua itu bisa terwujud.
Menanamkan keyakinan yang positif dalam pikiran dan hati ibarat memasok
“bensin” yang menggerakkan semangat Untuk terus berjuang mencapai impian walau seribu
satu kendala menghadang. So, kembali kepertanyaan diawal. Apa impian terbesar Anda,
dan kapan waktu ya